Siapa Yang Untung di Perbukuan?
Penulis adalah sosok paling menyedihkan dalam mendapatkan bagian dari keuntungan buku. Paling besar 12%, itu pun harus dipotong dengan pajak dan lain sebagainya. Belum lagi dengan penerbit yang terkadang tidak jujur, atau bahkan buku yang hanya laku beberapa eksemplar saja.
Memang ada penulis yang mujur, biasanya karena jumlah buku yang ditulis begitu banyak, dan bukunya laris manis di pasaran. Namun demikian penulis yang seperti ini sangat jarang, bahkan bisa dikatakan satu di antara seribu penulis. Umumnya, menyedihkan.
Penerbit. Bisa dikatakan pihak ini merupakan salah satu yang menengguk untung. Dari harga buku, total yang didapat biasanya mencapai 45%, jika dipotong biaya produksi, maka bisa mencapai 25%. Ini hitungan minimal. Apalagi jika penerbit tersebut memiliki jalur distribusi sendiri, dan memiliki toko buku sendiri, maka besar.
Sayangnya, penerbit harus menanggung buku yang tidak laku. Jika ada buku yang tidak bisa terjual, maka kerugian yang harus ditanggung lumayan besar, meski didiskon besar-besaran, terkadang masih tetap tidak bisa terjual. Oleh sebab itu seringkali yang menjadi korban pada akhirnya penulis.
Pihak ketiga, distributor. Boleh dikatakan dalam bisnis perbukuan, distributor adalah pihak yang paling mahir, hanya bermodal memindahkan buku dari satu gudang ke gudang toko buku lain. Biaya transportasi besar, namun yang didapat bersih dari satu buku biasanya berkisar 10%. Ajaibnya distributor mengoleksi ribuan judul dari penerbit. Maka meskipun jumlah prosentasenya kecil, namun angka tersebut pada akhirnya tergolong besar.
Terakhir, toko buku. Inilah pihak yang paling besar menanggung untung dari bisnis perbukuan. Dari distributor biasanya mendapatkan potongan 30%. Bahkan Gramedia lebih besar. Meskipun memberikan diskon kepada konsumen, namun tetap saja toko buku mendapatkan untung yang besar. Oleh sebab itu sangat terlihat bagaimana Gramedia begitu digdaya merajai mall-mall. Dan gramedia yang menopangnya menikmati keuntungan dari adanya toko buku tersebut.
Maka penulis yang menerbitkan indie bukunya berusaha memotong arus di Penerbit. Penulis berusaha menjadi penerbit dan penulisnya sekaligus. Apalagi penulis yang menjual bukunya sendiri lewat online. Semua arus dipotong. Hal inilah yang menjadi alasan utama banyak penulis memilih menerbitkan indie.