Usia Paling Tepat Belajar Menulis

Usia Paling Tepat Belajar Menulis

rudicahyo.com
Mizan punya lini penerbitan yang khusus menangani anak-anak dan yang menulis juga masih usia belasan, bahkan ada yang belum genap usia sepuluh tahun sudah memiliki karya, cilik-cilik punya karya. Dilihat dari kasus ini, ternyata anak kecil bisa menulis apalagi remaja.

Namun demikian, kebanyakan yang muncul dari penulis-penulis belia adalah mereka yang memiliki gen untuk menulis, salah satu kemungkinan orang tuanya penulis hingga tahu jalan menjadi penulis, seolah-olah mereka sudah memiliki garis penulis di tangan. Sedangkan untuk belajar menulis, anak muda sebelia itu tidak mudah untuk bisa membalik tangan untuk berkarya.

Tahapan menjadi penulis yang baik tidak singkat seperti yang ada di pelatihan-pelatihan. Mereka memang akan menghasilkan karya, namun karya tersebut jarang membekas di hati pembaca, cetak dan berlalu begitu saja. Menjadi penulis butuh bacaan, jam terbang, ketekunan, dan passion. Ibarat mengasah pisau, maka untuk menjadikan benar-benar dikenal tidak hanya sebatas tajam, tapi apa saja yang sudah ditebas menjadi nilai yang diperhitungkan.

Oleh sebab itu jawaban paling tepat kapan belajar menulis adalah sesegera mungkin yang Anda bisa. Jika masih kecil, maka peran orang tua sangat menunjang. Jangan lupa Faiz anaknya Helvy Tiana yang sudah menjadi penulis di usia sangat belia. Jika masih remaja, maka temukan perkumpulan yang menjadikan Anda sadar bahwa menulis itu penting, faktanya remaja adalah saat-saat dimana suka berkumpul. Jadikan menulis sebagai kegiatan having fun. Atau punya ide “ga’ nulis, ga’ eksis”.

Sekadar saran, jangan mulai belajar menulis ketika sudah berkeluarga dan ingin menjadikan tulisan sebagai ladang utama bekerja, apalagi Anda memang benar-benar menjadi tulang punggung keluarga. Karena proses untuk menjadikan tulisan berubah recehan uang tidaklah sesingkat pekerjaan lain, meskipun nikmatnya kemudian melebihi pekerjaan lain karena income passive yang luar biasa.

Jika Anda sudah tidak remaja lagi, temukan motivasi lebih untuk menulis. Contoh penambahan CV pribadi agar lebih mentereng, atau ingin menenangkan pikiran, ingin membahagiakan istri dengan hadiah sebuah novel, biasanya yang demikian adalah motivasi paling tepat untuk menjadikan Anda berkarya dengan seajaib-ajaibnya gairah, dan nantinya tidak terasa bahwa karya tersebut sangat layak untuk diterbitkan.

Bahkan jika sudah renta pun, dan ingin belajar menulis agar bisa menghasilkan karya, ini sangat sah. Terkadang orang yang sudah tua ingin mengisi waktu luang, waktu pensiun. Mereka tidak memikirkan bagaimana membukukan, maka passion mereka berkembang luar biasa, dan ternyata setelah meninggal, sang anak menemukan karya orang tua mereka dan memang sangat layak untuk dibukukan. Toh, pahala dari pengetahuan yang diajarkan dalam buku tersebut terus mengalir pada penulisnya. Jangan lupa Hamka yang sudah lama meninggal, tapi bukunya terus dibaca sampai sekarang.

So, jangan takut untuk belajar menulis. Kapanpun, belajarlah menulis, karena bagi setiap orang, tulisan adalah jejak yang tidak terlupakan. Di Indonesia sendiri, orang terlihat berkelas ketika sudah punya karya yang dibukukan dan dinikmati banyak orang.