Masa Depan Penulis

Masa Depan Penulis

rudicahyo.com
Di Indonesia pekerjaan menjadi penulis tidak segemerlap pekerjaan menjanjikan lainnya. Bahkan di mata masyarakat, penulis tidak dianggap pekerjaan karena seringkali masyarakat masih awam dengan bidang garapan penulis, atau karena pendapatan penulis yang tidak tetap, bahkan cenderung pas-pasan. Tapi apa benar demikian? 

Kalau menjadi penulis hanya sebatas mengandalkan royalti dari penerbit, memang akan sangat tipis. Kecuali jika penulis mapan, dalam arti mampu memproduksi banyak buku best seller, tapi ini sangat sedikit sekali. Menciptakan satu buku best seller saja tidak mudah, apalagi banyak. Bayangkan royalti dari buku paling banyak hanya 12% dari jumlah buku yang terjual. Itupun cenderung lama dibayarkan. Belum lagi kekhawatiran bahwa buku akan hilang digantikan konten digital.

Namun demikian justru ini kesempatan paling bagus bagi Anda para calon penulis. Sekarang ada dua pasar di Indonesia untuk menikmati buku. Pertama, buku dalam bentuk fisik yang konon akan hangus digantikan ebook. Menurut saya pribadi, meskipun memang menyusut, tapi buku tidak akan hilang. Seperti layaknya radio yang dianggap akan hilang ketika televisi datang. Tapi nyatanya tidak. Belum lagi orang indonesia yang belum familiar dengan cara membeli buku di Android. Buku akan terus ada.

Kedua, buku dalam bentuk elektronik memiliki efek samping positif bagi penulis, kebebasan menerbitkan. Ya, penulis bisa dengan mudah menerbitkan tanpa harus proses ke penerbit dan lain sebagainya. Bagi hasil dengan toko online dari harga buku, selesai. Ini sangat mudah sekali.

Dunia digital juga sebenarnya menjadikan penulis sebagai pusat perhatian? Maksudnya, tidak ada website top, status facebook bagus, twit keren tanpa penulis yang bagus. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana tokoh nasional sibuk dengan facebooknya? Tentu tidak, ada penulis handal yang membuat status-status ajaib menyihir pembacanya. Inilah lahan penulis.

Konten digital di website juga menjadikan tulisan adalah raja untuk menarik pengunjung. Pernahkah berpikir bahwa website tanpa tulisan yang bagus? Tidak mungkin dikunjungi banyak orang. Jika ada yang mengatakan yang penting adalah SEO (Optimasi Mesin Pencari) website, ini adalah salah besar. Sekuat apapun SEO website, tanpa tulisan bagus hanya buang-buang waktu dan uang. Detik.com mengupload lebih dari 1000 tulisan perhari. SEO penting, tapi tulisan jauh lebih penting. Maka penulis juga sangat dibutuhkan.

Belum lagi semakin berkurangnya jumlah penulis yang berkualitas karena semangat membaca yang rendah dan lebih sibuk di lahan-lahan berpesanan semacam whatsapp, bbm, dan beragam media sosial. Kasus ini menjadikan penulis bagus sangat sulit dicari. 

Terlebih jika Anda sudah menjadi penulis mapan (karya), sudah memiliki karya yang nancap di hati pembaca. Perlahan nama Anda semakin dikenal, dicintai pembaca, diundang untuk didengar penjelasan tentang karya tersebut, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ingat, di Indonesia gengsi pembicara jauh lebih tinggi dari penulis. Mau bukti? Besar mana honor berbicara satu jam dengan nulis satu artikel yang kadang habis waktu seharian? Hehehehe.

Memang tidak banyak yang mampu tekun menjalani pekerjaan ini, karena proses segala sesuatu tidak mungkin cepat, namun keunikan penulis adalah, pekerjaan di masa lalu bisa memberikan Anda uang di masa sekarang dan masa mendatang, itulah royalti penulis, dan karya yang akan terus mengharumkan namanya. Sayangnya tidak banyak penulis yang menguasai beragam jenis tulisan. Hanya artikel, hanya fiksi, hanya puisi (akan dijelaskan kemudian). Padahal ketika menguasai banyak macam tulisan, akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa pada diri penulis.