Pusat Perbukuan di Indonesia
idliterature.wordpress.com |
Memang ketika penerbit menerbitkan sebuah buku akan mengedarkannya ke seluruh Indonesia melalui toko-toko buku. Namun demikian, sebenarnya barometer perbukuan di Indonesia hanya bisa dilihat dari kota Jakarta. Masih belum nyambung?
Ya, Jakarta. Meskipun novel Anda laris di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, namun ketika novel tersebut belum laris di Jakarta, maka jaminan Anda untuk terkenal hanya berkisar 20% dari kemungkinan yang ada.
Hal sebaliknya terjadi jika novel Anda laris di Jakarta. Sudah dapat dipastikan kemudian bahwa Anda akan mulai didekati media dan muncul sebagai penulis ternama untuk satu Indonesia. Ini memang keadaan nyata karena ternyata pasar buku di Indonesia yang luasnya hampir setara dengan eropa ini hanya bisa dilihat dari kacamata Jakarta.
40% buku terjual di ibu kota. Sisanya bertebaran di mana-mana. Bisa jadi 10% di Bandung, 15% di Jawa timur, dan sisanya lagi tersebar di mana-mana. Maka jika novel Anda terjual sampai puluhan ribu di luar Jakarta, meski disebut best seller, tapi hal tersebut tetap sulit menjadikan nama Anda akrab di telinga dan mata pembaca lewat media.
Hal yang berbeda jika novel Anda terjual di wilayah Jakarta hingga mencapai angka ribuan. Meskipun di tempat lain novel tersebut tidak dijual, namun nama Anda mudah dikenal masyarakat melalui koran dll. Jangan heran jika kemudian Anda sering mendengar ulasan tentang sebuah buku, tapi dicari di toko buku di kota Anda ternyata tidak ada. Nah, ini semua karena banyak penerbit yang mengutamakan pasar Jakarta dan mengesampingkan kota lain. Maklum, daya serap kota lain terhadap buku memang rendah.
Bukti bahwa barometer dunia perbukuan adalah Jakarta bisa dilihat dari jumlah toko Gramedia yang ada di Jakarta, bukan toko lain. Dari info dari distributor Agromedia Group, saya mendapatkan info bahwa untuk wilayah Jakarta saja, ada sekitar lebih dari 50 toko buku Gramedia.
Bagi saya ini sangat masuk akal mengingat jumlah mall di Jakarta lebih dari 130, dan terbanyak di dunia untuk sebuah kota. Faktanya hampir di setiap mall besar terdapat toko buku Gramedia. Belum lagi Gramedia yang berdiri mandiri semacam di Matraman dll.
Bandingkan dengan jumlah toko buku Gramedia di kota lain, Jogja yang katanya pusat mahasiswa, ternyata daya belinya tidak cukup tinggi, Gramedia hanya bisa dihitung dengan jari. Mungkin karena kantong mahasiswa yang tidak mudah membeli buku bacaan. Bandung juga tidak begitu banyak, di sana bukan kota baca, tapi kota mode. Surabaya, setali tiga uang lebih ramai gerai handphone daripada buku.
Maka jika Anda ingin benar-benar ingin dikenal sebagai penulis hebat, maka buku-bukunya harus tersebar di wilayah ibu kota. Jika Anda menyanggah dengan mengatakan punya teman yang mampu menjual buku di luar kota Jakarta hingga puluhan ribu, maka saya juga akan mengatakan bahwa saya juga punya teman yang demikian. Larisnya buku, tidak menjamin Anda dikenal oleh masyarakat luas sebagai penulis meskipun banyak tips yang bisa digunakan (akan dijelaskan)