Mengatasi Sulitnya Memulai Tulisan

Mengatasi Sulitnya Memulai Tulisan

widivici.com
Kesulitan mengawali tulisan adalah persoalan paling klasik yang dimiliki oleh penulis sejak penulis tersebut belajar, atau bahkan memutuskan menjadi penulis. Pertanyaan ini juga paling sering saya temui ketika mengisi di pelatihan dan seminar-seminar. Lalu bagaimana mengatasinya?
Perlu diketahui, persoalan seperti ini sebenarnya tidak hanya hadir pada penulis pemula yang belum pernah dipublikasikan tulisannya, namun juga para penulis senior yang sudah malang melintang menulis di beragam buku dan media masa.
Bagi penulis pemula jika mengalami kendala ini, lebih baik baca buku, kemudian apa yang didapatkan dari buku tersebut menjadi paragraf pertama dari sebuah badan tulisan. Contoh, saya ingin menulis tentang perempuan, maka saya membaca buku Quraish Shihab yang berjudul perempuan. Saya akan menulis, “Dalam buku perempuan karya Quraish Shihab, kecantikan memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung adat dan budaya.”
Teknik ini tidak hanya akan menjadikan Anda bisa memulai sebuah tulisan, tapi juga membuat tulisan Anda menjadi berkelas karena terlihat penulis membaca banyak literatur tentang topik yang ditulisnya.
Jika Anda masih belum mampu mengatasi kebuntuan dengan model seperti ini. Maka comot satu paragraf dalam buku yang dibaca untuk dijadikan paragraf pertama. Wait, berarti copas donk. Ya, ini adalah teknik paling mendasar. Namun jangan dibiarkan ketika tulisan tersebut sudah selesai. Paragraf pertama hapus, ganti dengan tulisan yang ada dalam paragraf-paragraf yang Anda punya setelahnya. Percayalah, paragraf pertama yang Anda buat pertama kali, biasanya hanya sampah (meski tidak semua).
Ya, paragraf yang pertama dibuat biasanya memang sampah. Dengan teknik membuang sampah inilah yang biasanya dilakukan oleh penulis mahir. Mereka menulis terlebih dahulu seluruh badan tulisan untuk menelurkan ide yang ada di kepala. Selanjutnya, paragraf pertama dibuang dan diganti agar lebih kohesi, atau memodifikasinya sedemikian rupa sehingga tulisannya menjadi baik.
Prinsipnya, penulis adalah seniman, seniman. Seorang seniman memiliki feeling luar biasa akan hasil tulisannya. Anda bisa melihat seorang pematung, sudah berbentuk batu yang dibuat patung, namun dia belum berhenti, menghaluskan dengan pahatan kecil agar terlihat sempurna.
Bagaimana jika feeling kita akan tulisan masih belum tajam? Di sinilah fungsi editor, korektor, teman, atau semacamnya. Jangan menyerah untuk menulis.