Pentingnya Gaya dalam Tulisan

Pentingnya Gaya dalam Tulisan

rudicahyo.com
Pernahkah Anda membaca tulisan kolom Gunawan Muhammad? Bisakah Anda membedakan dengan kolom Ahmad Thohari? Atau, Habiburrahman dengan Andrea Hirata, bisakah Anda membedakannya? Pasti setiap penulis memiliki gaya masing-masing. Namun seberapa penting sebenarnya gaya tulisan? Bagaimana cara untuk memilikinya?

Gaya dalam tulisan bisa dilihat dari beragam sisi kekhasan. Bisa dari penyusunan kalimat, leading tulisan, bisa juga dari gaya penuturan semisal selalu menggunakan tamsil dari kejadian-kejadian sejarah bangsa Jawa, bisa juga dari pemilihan diksi yang pas, kesatuan inilah yang nantinya membentuk sebuah gaya dalam tulisan.

Yang harus digarisbawahi sebenarnya adalah, tidak semua penulis akan memiliki ciri khas, kecuali jika sudah benar-benar matang dalam menulis. Dalam arti, tulisan yang benar-benar khas didapat dari keseringan menulis itu sendiri, sehingga membentuk satu gaya tulisan yang benar-benar unik.

Sedangkan orang yang baru belajar menulis, seringnya ia masih mencari bentuk tulisan yang baku untuk dirinya sendiri. Logikanya, kebagusan tulisan saja belum didapat, sudah pengin mencari bentuk. Atau dewasa saja belum, sudah pengin ganteng. Hal yang agak sulit.

Bentuk tulisan akan didapatkan setelah penulis fasih menulis dengan satu jenis tulisan tersendiri. Contoh, penulis sudah sangat sering menulis opini, maka tulisannya akan terlihat bergaya opini. Contoh lain, penulis sudah sangat sering menulis novel, maka tulisannya memiliki gaya bahasa yang khas seperti novel.

Penulis yang memiliki metode menulis berpindah dari satu jenis ke jenis yang lain, akan sangat sulit mendapatkan bentuk tulisan yang khas. Baru belajar menulis cerpen langsung berpindah menulis opini. Baru belajar menulis resensi, langsung berpindah ke sisi puisi. Cara seperti ini akan sangat sulit memili gaya khas dalam tulisan.

Memang ketika ada sebuah tulisan, kemudian memiliki gaya yang khas akan menjadi nilai sangat lebih bagi penulis itu sendiri. Efeknya, pembaca akan lebih mencintai penulis karena menurutnya memiliki tulisan yang berbeda dari penulis lainnya.

Teknik paling mendasar tentu saja dengan meniru salah satu penulis ternama yang memiliki gaya sangat khas. Tiru kemudian tulis, tiru kemudian tulis hingga gaya yang dimiliki benar-benar matang. Makan pembaca akan menyimpulkan bahwa tulisan Anda mirip dengan penulis A, B, atau C.

Paling sulit memang menemukan gaya sendiri. Sangat tidak mudah untuk menemukan diferensiasi tulisan dibandingkan yang lainnya. Terlebih gaya dalam tulisan tidak banyak orang yang mampu membedakan. Apalagi hanya pembaca biasa yang hanya satu dua kali membaca dalam satu tahun.

Kesimpulannya, lebih baik penulis terus menekuni satu jenis penulisan sampai benar-benar matang. Secara garis besar hanya ada dua kiblat penulisan, fiksi dan non fiksi. Maka pilihlah salah satu kiblat tersebut hingga tulisan Anda benar-benar handal di dalamnya. Gaya, akan Anda temukan dengan sendirinya.