Tips Menjadikan Opini Cepat Dimuat
1. Otoritas penulis. Faktor ini menjadi faktor yang paling diperhatikan oleh koran dalam menilai sebuah opini. Jika tulisan berkaitan tentang hukum, maka penulis yang memiliki kepakaran dalam hukum lebih diutamakan. Bukan berarti anak smp tidak akan berhasil menulis opini, ketika anak smp menulis tentang kehidupan smp, maka ia memiliki otoritas dalam menulis tersebut.
Dalam hal otoritas, bagi Anda yang tidak memiliki gelar jangan berkecil hati. Koran juga memperhatikan lembaga-lembaga riset yang memiliki fungsi meneliti dalam kajian-kajian tertentu. Oleh sebab itu jika Anda menulis peneliti politik di Bina Qalam Institute pasti akan menjadi sebuah pertimbangan lebih.
2. Aktualisasi tema opini. Faktor ini sebenarnya adalah faktor pertama yang menjadi pertimbangan untuk dibuka tidaknya tulisan Anda yang masuk ke meja redaksi. Sedang hangat-hangatnya perpecahan partai politik, Anda justru menulis tentang kekuatan moral sepakbola, jelas tidak dibuka. Namun demikian, dalam pertimbangan untuk pemuatan, faktor aktualisasi tema menjadi nomor dua setelah kepakaran. Yang terpenting ketika semua isu ke utara, Anda jangan menulis isu selatan.
3. Sudut pandang penulis. Dalam menulis opini, yang sering terjadi adalah kesamaan sudut pandang antar penulis. Oleh sebab itu, sudut pandang berbeda akan sangat diperhatikan. Contoh: Habis Suara Jusuf Kalla, ini masih biasa, banyak orang yang menulis demikian. Tapi jika ada yang menulis “Jusuf Kalla Dulu dan Sekarang” maka unsur pembandingan menjadi pembeda sudut pandang.
4. Argumentasi penulis. Opini merupakan sebuah pendapat yang beralasan kuat. Maka fungsi argumen akan menjadikan opini Anda tidak terbantahkan, hal ini yang kemudian menjadikan opini Anda laik muat. Disinilah alasan Otoritas penulis sangat dipertimbangkan karena argumentasi yang dibangun pasti memiliki landasan yang kuat.
5. Orisinilitas opini. Tidak semua opini orisinil meskipun dasar argumennya berbeda-beda. Terkadang ada penulis yang mengambil opini orang lain namun ia mencari celah dengan dasar argumen yang berbeda. Ingat, penjaga gawang opini di meja redaksi sudah terlalu sering membaca opini, kemungkinan untuk terkecoh hanya 10%.
6. Sistematika pembahasan. Dalam menulis opini, rata-rata memiliki sistematika pembahasan dengan model piramida terbalik yang berangkat dari hal umum menuju kesimpulan yang khusus. Sistematika yang kacau balau hanya akan menjadikan tulisan tidak dibaca hingga selesai.
7. Kesesuaian dengan persyaratan redaksi. Redaksi tidak memiliki waktu banyak untuk mengedit konten, mayoritas editing hanya pada sisi bahasa. Oleh sebab itu memenuhi syarat dari redaksi, terutama berkaitan dengan jumlah kata yang diminta adalah hal wajib. Terutama jangan melebihi kriteria yang diminta. Kebanyakan jumlah kata hanya menjadikan tulisan Anda dibuka, namun lebih cepat ditutup kembali oleh redaksi.
Selamat mencoba.